Jateng

Peringati Perjalanan Penyair Perancis Dengan Peletakan Plakat di Stasiun Tuntang

inilahjateng.com (Semarang) – KAI Wisata mendukung peringatan perjalanan penyair legendaris Prancis, Arthur Rimbaud, di Stasiun Tuntang Jawa Tengah.

Pada peringatan kali ini Duta Besar Prancis untuk Indonesia Fabien Peneno meresmikan peletakan Plakat Arthur Rimbaud penyair Prancis di Stasiun Tuntang Jawa Tengah sebagai napak tilas di Stasiun Tuntang, kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Lokasi ini memiliki nilai historis sebagai salah satu tempat yang disinggahi oleh Arthur Rimbaud dalam perjalanan hidupnya yang penuh petualangan pada 1876.

Arthur Rimbaud, lahir pada 20 Oktober 1854 di Charleville, adalah salah satu penyair terbesar Prancis abad ke-19.

Di usia yang sangat muda, la menghasilkan karya-karya fenomenal, namun pada usia 21 tahun ia memutuskan meninggalkan dunia sastra untuk menjelajahi dunia.

Salah satu perjalanannya membawanya ke Indonesia pada 1876. Pada 1 Agustus tahun itu, Rimbaud tiba di Semarang, melanjutkan perjalanan dengan kereta api ke Stasiun Tuntang, dan kemudian berjalan kaki ke Salatiga, di mana ia tinggal selama dua minggu lalu menghilang, dan muncul kembali empat bulan kemudian di Prancis.

Baca Juga  Dosen Upgris Dilaporkan Polisi Terkait Dugaan Penipuan Lomba Tari

Direktur Utama PT KAI Wisata, Hendy Helmy, menyampaikan KAI Wisata sangat mendukung kegiatan ini sebagai bentuk komitmen dalam melestarikan sejarah dan budaya perkeretaapian di Indonesia.

“Sengan menambahkan informasi sejarah Arthur Rimbaud di Stasiun Tuntang, Kami berharap destinasi ini semakin menarik bagi wisatawan Lokal maupun Internasional, khususnya dari Prancis. Kami percaya kolaborasi ini akan membawa dampak positif bagi Pariwisata Heritage di Jawa Tengah,” kata Hendy, Jumat (6/12/2024).

Prakarsa ini bertujuan menciptakan sebuah napak tilas yang dapat meningkatkan arus wisatawan Prancis dan internasional ke bagian provinsi Jawa Tengah ini, melengkapi berbagai prakarsa dari Prancis dan para pemangku kepentingan lokal yang sudah dilakukan untuk meningkatkan pariwisata.

Peringatan ini sekaligus menjadi bagian dari upaya KAI Wisata dalam memperkuat posisi Stasiun Tuntang sebagai destinasi wisata sejarah unggulan di Jawa Tengah.

Dengan melibatkan komunitas internasional, khususnya Prancis, peringatan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif pada sektor pariwisata heritage di Indonesia.

Baca Juga  FOTO: Ritual Doa Jelang Tahun Baru Imlek

FAKTA ARTHUR RIMBAUD

Sebagai tokoh sastra yang terkenal secara internasional, Arthur Rimbaud adalah salah satu penyair terbesar di abad ke-19.

Lahir pada tahun 1854 di Charleville, Prancis bagian utara, la adalah seorang penulis yang produktif di masa remajanya, tetapi memutuskan untuk berhenti menulis pada tahun 1875, saat usianya baru menginjak 21 tahun. Dia kemudian memutuskan untuk berkeliling dunia, termasuk Indonesia.

Arthur Rimbaud tiba di Semarang pada 1 Agustus 1876 dan melakukan perjalanan dengan kereta api ke stasiun Tuntang, yang bangunannya sekarang menjadi museum PT Kereta Api Indonesia.

Sebelum berjalan kaki ke Salatiga, la tinggal di sana selama dua minggu, terus menghilang, dan muncul kembali empat bulan kemudian di Prancis.

Prakarsa ini bertujuan menciptakan sebuah napak tilas yang dapat meningkatkan arus wisatawan Prancis dan internasional ke bagian provinsi Jawa Tengah ini, melengkapi berbagai prakarsa dari PT KAΙ dan para pemangku kepentingan lokal yang sudah dilakukan untuk meningkatkan pariwisata.

Baca Juga  Respon Cepat Bupati Atasi Jebolnya Tanggul Sungai Cabean

FAKTA STASIUN TUNTANG

Stasiun Tuntang (TTG) berada di ketinggian 464 MDPL. Secara geografis Stasiun Tuntang masuk wilayah Desa tuntang, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Stasiun yang mulai beroperasi sejak tanggal 21 Mei 1873 awalnya merupakan sebuah halte yang menghubungkan wilayah Vorstelanden-Semarang dalam lintas Kedungjati-Ambarawa.

Ambarawa adalah lokasi banteng sebagai basis pertahanan kolonial. Pada awalnya lebar sepur yang melayani rute Kedungjati-Ambarawa adalah 1.435 mm, namun saat pendudukan Jepang tahun 1942, lebar sepurnya diubah menjadi 1.067 mm.

Jalur Kedungjati-Ambarawa berfungsi untuk mengangkut hasil perkebunan seperti kopi, karet, palawija, padi serta tanaman rakyat lainnya.

Selain itu juga mengangkut hewan ternak terutama sapi dan ikan air tawar.

Selain sebagai angkutan barang, pada masa lalu stasiun ini juga mengangkut penumpang kereta api.

Stasiun Tuntang pada masa lalu merupakan stasiun pemberhentian utama untuk orang-orang Belanda yang tinggal di kawasan perumahan elit yang terletak di Kota Salatiga. (LDY)

 

 

Back to top button