Jateng

Ditunggangi Politik, Bawaslu Nyaris Bubarkan Silaturahim DMI

inilahjateng.com (Semarang) – Pertemuan takmir masjid se-Kota Semarang yang digelar Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Semarang diduga ditunggangi kepentingan politik pihak tertentu.

Ada upaya ajakan atau menggiring peserta agar mendukung salah satu Paslon di Pilwakot Semarang. 

DMI Kota Semarang menggelar kegiatan Silaturahmi Takmir Masjid di UTC Hotel, Kecamatan Gajahmungkur, Selasa (19/11/2023) malam.

Acara tersebut dihadiri ribuan takmir atau pengurus masjid se-Kota Semarang. 

Turut hadir Sukawi Sutarip, mantan Wali Kota Semarang sekaligus ayah dari calon wali kota nomor urut 02 Yoyok Sukawi.

Indikasi ditunggangi kepentingan politik setelah Bawaslu Kota Semarang mendapat tembusan surat permohonan acara yang diajukan tim kampanye Yoyok-Joko. 

Dalam surat yang tertuju ke Polrestabes Semarang itu disebutkan jika acara silaturahmi dan doa bersama takmir masjid di lantai 3 Balaiurang Astina merupakan kegiatan sosialisasi atau kampanye terbatas. 

Baca Juga  Nataru, Kunjungan Wisatawan Semarang Naik 30 Persen

Pantauan di lapangan, salah satu pembicara menyebut nomor urut Paslon dan meminta dukungan ke peserta. 

Ketua Bawaslu Kota Semarang, Arief Rahman yang memimpin pengawasan di kegiatan tersebut langsung bereaksi dengan memberikan peringatan kepada pembicara. 

“Ini bukan kampanye, ini acara Dewan Masjid, lembaga independen. Mohon pembicara di depan untuk menjaga dakwahnya. Jika tidak acara ini saya bubarkan,” teriak Arief. 

Bawaslu mempersilakan acara dilanjutkan namun dengan peringatan tidak boleh ada unsur kampanye di penyampaian dakwah. 

“Apalagi di acara ini ada pemberian doorprize mulai dari motor listrik, televisi, kompor hingga tiket umroh. Aturan kampanye kan melarang pemberian hadiah seperti itu, melebihi nilai Rp1 juta,” bebernya.

Salah satu takmir masjid di wilayah Pedurungan saat dikonfirmasi mengaku kaget jika kegiatan silaturahmi pengurus masjid dimanfaatkan sebagai ajang kampanye oleh panitia kegiatan. 

“Iya tadi nyebutkan nomor urut Paslon. Tidak menyangka saja jika dijadikan ajang kampanye. Ini karena dalam surat undangan yang kami terima tidak menyebutkan seperti itu. Kami diundang untuk sekedar silaturahmi, untuk mempersatukan umat, tidak ada dukung mendukung calon,” beber pria yang enggan sebutkan namanya itu. 

Baca Juga  Bripka Fahmi, Polisi yang Jadi Sosok Ayah Bagi 35 Anak Yatim Piatu

Hal senada juga disampaikan Ardiansyah, Ketua Takmir Masjid Al Mubarok, Jomblang, Kecamatan Candisari.

Ia menyesalkan jika acara tersebut ditunggangi kepentingan politik untuk mendukung salah satu Paslon.

“Harusnya tidak demikian, karena DMI-kan organisasi netral. Urusan Pilwakot biar menjadi hak individu masing-masing pengurus masjid,” tuturnya.

Pria yang akrab disapa Ook ini lantas mengungkapkan jika undangan silaturahmi yang diterima datang dari kelurahan yang diteruskan ke pengurus RW.

Artinya, Bawaslu Kota Semarang perlu menindaklanjuti ada tidaknya keterlibatan ASN di kampanye terselubung tersebut. 

Ketua DMI Kota Semarang Achmad Fuad belum memberikan tanggapan atas kegiatan yang digelar lembaganya.

Tidak ada respons saat dikonfirmasi via perpesanan WhatsApp.

Baca Juga  Pemotor Tewas Usai Terlibat Kecelakaan dengan Bus

Wakil Ketua Komisi D DPRD Kota Semarang, Rahmulyo Adi Wibowo menyatakan DMI merupakan lembaga independen yang salah satu pendanaannya didapat dari APBD. 

Sebagai wakil rakyat yang membahas APBD, ia mengungkap persetujuan DPRD untuk memberikan dana hibah ke DMI dengan pertimbangan untuk kepentingan umum atau hal-hal lain yang bisa menyejahterakan anggotanya. 

“Dihibahkan ke DMI itu untuk dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi, bukan untuk tujuan lain. Artinya kalau DMI bermain dengan acara seperti ini, besok DMI tidak akan kami beri hibah lagi. Kalau melenceng dari tujuan organisasi ya tidak kami beri hibah lagi,” tegas Rahmulyo.

“DMI merupakan organisasi independen dan tidak berafiliasi dengan organisasi sosial politik, jelas itu. AD/ART-nya mengatakan itu,” pungkasnya.  (LDY)

Back to top button